Puisi : KUTUNGGUI REMBULAN | Munkhayati

 

KUTUNGGUI REMBULAN

 

Nafas kelas yang tak berbekas

Riuh rangkaian kata-kata terseret arus ombak

Nun di sana tanah lapang kian meranggas

Jejak langkah kaki lukiskan mimpi yang tertombak

            Kerenyahan suaramu menyentuh kalbu

            Bersanding sembilu yang terus menggelayuti waktu

            Merajut kertas yang lama tak berbalas

            Menghimpun mimpi yang selama ini tercabik pandemi

Buah hatimu yang merenungi rembulan

Akankah terkapar menggelepar dalam bosan

Sementara rumput bebatuan isyaratkan makna

Tak rela pohon kokohnya tersapu korona

            Kutunggui rembulan untuk berkencan

            Seiring sepoi angin menuliskan harapannya

            Di serambi rengkuhan senandung sang surya

            Kusambut jemarimu yang tertawan di pucuk cemara

Seiring celah butiran pasir bentangkan simpuh sujud

terpahat doa pada tebing yang penuh keangkuhan

Dinyanyikan gerimis tuk basuh jiwa yang rindu

meluruh dari jelaga hitam dan kotoran

Hingga rekat menyatu kembali tanpa covid satu sembilan

                                                                                    Ambal,     Juli 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen : MENDUNG MASIH BERGELAYUT | Munkhayati

Cerpen : SECARIK KERTAS DENGAN SELARIK KALIMAT | Munkhayati

Cerpen : LELAKI BERMATA TEDUH | Munkhayati